3/19/2012

Penyebab Sakit Asma Dan Pencegahannya

Penyakit asma merupakan penyakit yang bisa menyerang kapan saja dimana saja bahkan bisa menyerang secara tiba-tiba dan berulang. Faktor penyebab asma secara pasti belum diketahui. Namun perlu diketahui faktor-faktor pencetus asma tersebut sehingga potensi terserang asma dapat diminimalisir.

Penyakit Asma (Asthma) merupakan suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran napas yang akhirnya seseorang mengalami sesak napas. Menurut Profesor Dr. dr. Ida Bagus Ngurah Rai, Sp. P (K) penyakit asma merupakan penyakit paru-paru yang bisa menyerang semua umur. Penyakit ini ditandai oleh adanya serangan penyempitan jalan napas. Gejalanya ditandai penyempitan jalan napas kemudian timbul sesak napas secara tiba-tiba kemudian napas berbunyi (wheezing).
Serangan asma sifatnya episodic (atau berulang-ulang) dan menyerang secara tiba-tiba. Gejala-gejala yang dapat tejadi saat asma mulai menyerang yakni :
  • Sesak napas akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale). Bahkan, serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernapasan.
  • Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
  • Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
Pada penderita asma karena saluran napasnya sangat peka (hipersensitif) terhadap adanya partikel udara ini, sebelum sempat partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, maka jalan napas (bronkus) memberi reaksi yang sangat berlebihan (hiperreaktif), maka terjadilah keadaan dimana :
  • Otot polos yang menghubungkan cincin tulang rawan akan berkontraksi/memendek/mengkerut. 
  • Produksi kelenjar lendir yang berlebihan.
  • Bila ada infeksi, misal batuk pilek (biasanya selalu demikian) akan terjadi reaksi sembab/pembengkakan dalam saluran napas.
Hasil akhir dari semua itu adalah penyempitan rongga saluran napas. Akibatnya menjadi sesak napas, batuk keras bila paru mulai berusaha untuk membersihkan diri, keluar dahak yang kental bersama batuk, terdengar suara napas berbunyi yang timbul apabila udara dipaksakan melalui saluran napas yang sempit. Suara napas tersebut dapat sampai terdengar keras terutama saat mengeluarkan napas.
Serangan penyakit asma pada pasien, lanjut Prof. Ida Bagus Ngurah Rai, bervariasi mulai dari sedang hingga berat bahkan ada penyakit asma yang sampai mengancam jiwa pasien. Pada serangan asma yang ringan, pasien mengalami batuk-batuk di malam hari atau menjelang pagi. Serangan asma ringan ini dapat berlangsung dari beberapa jam sampai berhari-hari dan akhirnya dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Untuk serangan asma yang berat, gejala dapat berupa napas sangat sesak, otot-otot daerah dada berkontraksi sehingga sela-sela iganya menjadi cekung, berkeringat banyak seperti orang yang bekerja keras, kesulitan berbicara karena tenaga hanya untuk berusaha bernapas, posisi duduk lebih melegakan napas daripada tidur meskipun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang serius.
Selain itu, imbuhnya, pasein akan mengalami kelelahan yang begitu hebat, mengalami penurunan kesadaran bahkan efek dari serangan asma tersebut bisa mengancam jiwa penderita. “Jika sudah sampai pada tahap itu penderita harus segera dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ruang intensif ICU. Kemudian pasien harus diberi alat bantuan pernapasan,” katanya.
Ahli penyakit paru di RSUP Sanglah ini menerangkan, pengidap asma sangat peka terhadap berbagai rangsangan karena perlu diketahui beberapa hal yang dapat memicu munculnya asma. Menurut Prof. Ida Bagus Ngurah Rai ada beberapa faktor pencetus asma yakni
  • Alergi misalnya alergi debu, makanan, ataupun obat. 
  • Polusi udara misalnya akibat asap rokok, debu, zat kimia.
  • Perubahan cuaca ekstrem. Pasien sesak napas sangat peka dengan perubahan cuaca.
  • Bulu-bulu dari hewan seperti kucing, anjing atau tikus. Jika bulu-bulu dari hewan tersebut beterbangan. dibawa angin dan udaranya dihirup penderita asma, hal itu dapat menimbulkan alergi dan memicu sesak napas
  • Tekanan jiwa atau keletihan psikologi. Karenanya penderita asma disarankan jangan sampai mengalami tekanan jiwa atau keletihan psikologis. 
  • Bau/aroma menyengat misalnya parfum.Keletihan fisik akibat terlalu banyak bekerja atau akibat kegiatan olahraga yang berlebihan.
Prof. Ida Bagus Ngurah Rai menegaskan pasien asma sangat penting mengetahui faktor-faktor pencetus tersebut agar dapat menghidarinya dan dapat mengambil langkah penanganan yang tepat. “Pasien haruslah mendapat informasi yang benar paham dengan faktor pencetus itu apakah melalui membaca ataupun konsultasi langsung ke dokter,” tandasnya.
Sumber ; BP- Senin, 11 Januari 2012

Related Posts

Penyebab Sakit Asma Dan Pencegahannya
4/ 5
Oleh