3/19/2012

Cara Mengobati Insomnia

Sulit tidur atau istilahnya insomnia belakangan ini relatif banyak menyerang masyarakat. Penyakit ini tidak saja menghampiri golongan usia tua, juga tidak tertutup mendekati orang dewasa bahkan anak-anak. Karena itu, jangan pernah meremehkan alias penyepelekan sakit insomia ini. Karena insomnia yang disebabkan banyak faktor berdampak buruk pada perkembangan derajat kesehatan penderitanya. Sebaiknya tangani penyakit sulit tidur ini secepatnya. Mencari psikiater yang mumpuni dan mengerti sakit ini merupakan alternatif yang dianjurkan. Dengan variable-variabel penyebab diidentifikasi, maka solusi proporsional yang diberikan sang psikiater berpeluang besar membuat si penderita keluar dari penyakit baik pada gejala akut (primer) atau parah yang disebut kronis sekalipun. Jika Anda sudah terkena insomnia jangan sepelekan penyakit itu. Idealnya, segeralah berkonsultasi ke psikiatri karena jika dibiarkan terus secara perlahan gangguan tidur yang Anda alami akan semakin parah. Kondisi ini akan membuat kehidupan Anda kurang baik, karena akan terjadi gangguan pada hari-hari indah yang Anda lalui.
Psikiater Gusti Ayu Indah Ardani, Sp.Kj. menyatakan, pengobatan penderita insomnia dari pendekatan kedokteran dapat dilakukan dengan dua metode efektif yakni farmakologi dan nonfarmakologi.
Dijelaskan, pengobatan secara farmokologi atau yang familier disebut farmakoterapi lebih terkosentrasi pada menggunakan obat-obatan seperti benzodiazepine, antikonvulsan, antidepressant, antipsikotik serta hipnotik lainnya. Dipaparkan farmakoterapi sangat umum diberikan untuk pengobatan insomnia sebagai tambahan pengobatan dengan terapi prilaku. Pengaruh dari pemberian farmakoterapi diyakini efektif dalam durasi singkat. Itu dibuktikan dengan data dan temuan temuan di lapangan, dapat meningkatnya waktu tidur normal dari pasien setelah melakukan farmakoterapi.
Ditegaskan, penggunaan obat-obatan untuk merangsang tidur harus atas saran spikiter karena jika penggunaannya sembarangan malah akan menimbulkan dampak negatif. Selain itu, penggunaannya pun harus dibatasi hanya sampai 4-6 minggu. Penggunaan dalam jangka waktu yang terlalu lama dapat menimbulkan ketergantungan dan memunculkan gejala putus asa pada pasien. Toleransi dari pengaruh obat tidur dapat berkembang pada pemberian berulang-ulang sehingga gejala rebound insomnia dapat terjadi. Sementara itu, pengobatan secara non farmakologi dapat dilakukan dengan farmakoterapi seperti terapi kontrol stimulus, terapi kognitif, terapi relaksasi, terapi pembatasan tidur serta sugesti hygieni tidur.
Psikiater yang berkantor di RSU Surya Husada Ubung ini menambahkan untuk mencegah insomnia atau mendapatkan tidur yang berkualitas seseorang harus memperhatikan hygieni tidur yakni: 
  1. Upayakan tidur dan bangunlah secara teratur.
  2. Hindari tidur sejenak atau beberapa jam pada siang hari. Tidur siang memang penting untuk mengembalikan kebugaran tubuh tapi usahakan maksimal 30 menit.
  3. Berbaring di tempat tidur jika bukan untuk tidur tidak dianjurkan. 
  4. Membuat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan nyaman perlu diupayakan. Walau demikian, fungsikan tempat tidur hanyalah untuk tidur.
  5. Usahakan peralatan elektronik seperti televisi atau laptop dijauhkan dari tempat tidur.
  6. Hindari rasa cemas dan frustasi. 
  7. Hindari merokok, minum kopi atau minum alkohol 4-6 jam sebelum tidur. 
  8. Jangan makan terlalu banyak saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong.
  9. Lakukan olah raga teratur, tapi jangan menjelang tidur.
  10. Jangan melakukan aktivitas fisik yang berlebihan tiga jam sebelum tidur.
  11. Jika kondisi tubuh terlalu capek usahakan berendam dengan air hangat sebelum tidur.
  12. Kamar tidur harus tenang bebas dari binatang peliharaan serta upayakan kamar agak gelap dan senyaman mungkin.
  13. Taruh jam jauh dari penglihatan.
Dokter Indah Ardani menambahkan anggapan yang keliru tentang tidur juga harus dihilangkan. Beberapa anggapan yang keliru yang harus disingkirkan, yaitu ;
  • Bahwa untuk sehat, tidur harus 8 jam. Bila tidak berarti insomnia
  • Tidak tidur berarti kesehatan terganggu atau banyak tidur berarti lebih sehat.
Ditegaskan, dengan memerhatikan higieni tidur dan menyingkirkan anggapan yang keliru tentang tidur, seseorang bisa mencegah insomnia.
Psikiater yang juga ngantor di RSUP Sanglah ini, menegaskan insomnia harus dicegah sedini mungkin karena penderita insomnia bisa mengalami penurunan kualitas hidup dan memangaruhi segala aspek kehidupannya.
Sumber ; BP - Senin, 16 Januari 2012

Related Posts

Cara Mengobati Insomnia
4/ 5
Oleh

2 comments

23 Januari 2017 pukul 06.59 delete

Halo bang saya anak smp,dan saya punya tugas membuat blog jadi saya mau izin dulu bang,soalnya mau copy blog ini bang....sekian terimakasih

Reply
avatar
27 Januari 2017 pukul 14.46 delete

@ Akhdan Arief ; Terima kasih sudah mampir di blog saya. Silahkan bila ingin di copas bahan bacaan dari blog saya. Bila boleh saya berikan saran tolong diberikan dapat sumber bacaan dari tempat mengopi awalnya. semoga berkenan ya, dik. dan sukses selalu untuk Akhdan Arief untuk tugas di sekolah. Jangan sungkan kembali membaca blog saya ini.

Reply
avatar