Dengan berbekal timba dan bekatul, Sudirman kecil mengais rejeki dengan mencari cacing laut. Ombak pasang yang datang tak lagi ia takuti demi membantu orangtua mencari nafkah. Kini nama Sudirman dikenal sebagai pengepul cacing laut di Gang Lumba-lumba Selatan Suwung Batan Kendal. Tak hanya Sudirman, Gang Lumba-lumba selatan, Suwung Batan kendal, mayoritas warganya bekerja mencari cacing laut. Mungkin orang jijik memegang cacing laut, namun Sudirman sudah menggeluti pekerjaan yang belum banyak dipikirkan orang ini sejak usia 11 tahun. Saat memasuki gang ini beberapa lapak pedagang pancing tampak mengisi ruang-ruang gang. Lalu lalng orang membeli umpan menjadi pemandangan biasa bagi masyarakat setempat. Pembeli cacing tak hanya pemancing. Sebagian para pengepul cacing dari luar daerah, membeli untuk dijual kembali. "Menjelang Sabtu dan Minggu antrean pembeli terlihat sejak subuh. Pemancing memilih membeli cacing karena selain murah, mencari cacing sendiri jauh lebih susah," ucapnya.
Sebelum menjadi pengepul sampai saat ini, Sudirman melakoni pekerjaan sebagai pencari cacing laut atau disebut sepingan. Pekerjaan itu ia lakoni selama bertahun-tahun dari usia bocah sampai ia menikah. Kini, Sudirman, tak pernah lagi turun ke laut. Ia cukup menunggu hasil tangkapan cacing para anak buahnya. Awalnya, ia hanya coba-coba mencari cacing laut yang ia jual sendiri."Kok laku, sehari saya mendapat uang Rp 15 ribu sampai dengan Rp 20 ribu," kenangnya. Sejak itu Sudirman kecil senang mencari cacing laut. Saat dijualbelikan, cacing-cacing ini diwadahi bekas air mineral. Satu wadah ia beli dari anak buahnya Rp 4 ribu kemudian dijual kembali Rp 5 ribu. Tidak ada kepastian berapa ukuran satu wadahnya berisikan jumlah dari cacing laut tersebut. Cacing-cacing laut ini memiliki kaki lebih panjang daripada cacing tanah. Tubuhnya merah seperti cacing tanah. Agar bisa bertahan hidup, cacing laut diberikan media pasir yang harus diganti tiap hari. Ia mencari cacing laut di lokasi yang telah ditentukannya sendiri katakanlah di pantai Sumawang-Sanur, Pantai Geger, ataupun di pantai Nusa Dua. Alhasil, Dari mencari cacing laut ini, bapak dua anak, Anang Firmansyah dan Moch. Adam Firmansyah ini kini bisa membuat usaha kos-kosan, membeli tanah dan mobil. Prinsipnya dalam bekerja, jujur dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Sumber; Koran Tokoh, Edisi 28 Januari-3 Februari2013. Penulis oleh ; Tini Dwi Rahayu/Ratna Hidayati
Kisah Suskes Sudirman Si Pengepul Cacing
4/
5
Oleh
robbie.blogger
10 comments
kalo ada aku ngambil 100kg cacingnya
Reply08983770043
@ Dhany; Tentu saja ada,sob. Namun keberadaan cacing tersebut secara musiman artinya tidak bisa kita prediksi kapan mereka akan berkumpul secara berkelompok sehingga memudahkan kita mengambilnya. Biasa cacing-cacing tersebut muncul pada sore atau sebelum subuh. Terbayangkan bagaimana sulitnya mencarinya. Terimakasih sudah singgah di blogku.
Replycara pemesanan gmn bos
ReplyAgus Siswanto : Maaf sob, pemesanan, apa ya ?
Replyselamat kepada kakak aq sudirman di bali. ini dari adeknya di malang
ReplyTerimakasih untuk sobat Alex Andro meninggalkan jejak di blog saya ini.
ReplyApakah bisa jual cacing kpada bapak?
ReplyMaaf sebelumnya. saya belum bisa menerima penawaran jual beli cacing, Sobat Bryan putra.
ReplyApa tidak bisa di ternak cacingnya pak
ReplySebaiknya untuk lebih detilnya silahkan sobat Een Bojonk menghubungi salah satu penyedia jasa tersebut. Nomor hapenya sudah ada pada komentar sebelumnya. maaf bila ada yang kurang berkenan
Reply