3/19/2012

Cara Mengobati Insomnia

Cara Mengobati Insomnia

Sulit tidur atau istilahnya insomnia belakangan ini relatif banyak menyerang masyarakat. Penyakit ini tidak saja menghampiri golongan usia tua, juga tidak tertutup mendekati orang dewasa bahkan anak-anak. Karena itu, jangan pernah meremehkan alias penyepelekan sakit insomia ini. Karena insomnia yang disebabkan banyak faktor berdampak buruk pada perkembangan derajat kesehatan penderitanya. Sebaiknya tangani penyakit sulit tidur ini secepatnya. Mencari psikiater yang mumpuni dan mengerti sakit ini merupakan alternatif yang dianjurkan. Dengan variable-variabel penyebab diidentifikasi, maka solusi proporsional yang diberikan sang psikiater berpeluang besar membuat si penderita keluar dari penyakit baik pada gejala akut (primer) atau parah yang disebut kronis sekalipun. Jika Anda sudah terkena insomnia jangan sepelekan penyakit itu. Idealnya, segeralah berkonsultasi ke psikiatri karena jika dibiarkan terus secara perlahan gangguan tidur yang Anda alami akan semakin parah. Kondisi ini akan membuat kehidupan Anda kurang baik, karena akan terjadi gangguan pada hari-hari indah yang Anda lalui.
Psikiater Gusti Ayu Indah Ardani, Sp.Kj. menyatakan, pengobatan penderita insomnia dari pendekatan kedokteran dapat dilakukan dengan dua metode efektif yakni farmakologi dan nonfarmakologi.
Dijelaskan, pengobatan secara farmokologi atau yang familier disebut farmakoterapi lebih terkosentrasi pada menggunakan obat-obatan seperti benzodiazepine, antikonvulsan, antidepressant, antipsikotik serta hipnotik lainnya. Dipaparkan farmakoterapi sangat umum diberikan untuk pengobatan insomnia sebagai tambahan pengobatan dengan terapi prilaku. Pengaruh dari pemberian farmakoterapi diyakini efektif dalam durasi singkat. Itu dibuktikan dengan data dan temuan temuan di lapangan, dapat meningkatnya waktu tidur normal dari pasien setelah melakukan farmakoterapi.
Ditegaskan, penggunaan obat-obatan untuk merangsang tidur harus atas saran spikiter karena jika penggunaannya sembarangan malah akan menimbulkan dampak negatif. Selain itu, penggunaannya pun harus dibatasi hanya sampai 4-6 minggu. Penggunaan dalam jangka waktu yang terlalu lama dapat menimbulkan ketergantungan dan memunculkan gejala putus asa pada pasien. Toleransi dari pengaruh obat tidur dapat berkembang pada pemberian berulang-ulang sehingga gejala rebound insomnia dapat terjadi. Sementara itu, pengobatan secara non farmakologi dapat dilakukan dengan farmakoterapi seperti terapi kontrol stimulus, terapi kognitif, terapi relaksasi, terapi pembatasan tidur serta sugesti hygieni tidur.
Psikiater yang berkantor di RSU Surya Husada Ubung ini menambahkan untuk mencegah insomnia atau mendapatkan tidur yang berkualitas seseorang harus memperhatikan hygieni tidur yakni: 
  1. Upayakan tidur dan bangunlah secara teratur.
  2. Hindari tidur sejenak atau beberapa jam pada siang hari. Tidur siang memang penting untuk mengembalikan kebugaran tubuh tapi usahakan maksimal 30 menit.
  3. Berbaring di tempat tidur jika bukan untuk tidur tidak dianjurkan. 
  4. Membuat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan nyaman perlu diupayakan. Walau demikian, fungsikan tempat tidur hanyalah untuk tidur.
  5. Usahakan peralatan elektronik seperti televisi atau laptop dijauhkan dari tempat tidur.
  6. Hindari rasa cemas dan frustasi. 
  7. Hindari merokok, minum kopi atau minum alkohol 4-6 jam sebelum tidur. 
  8. Jangan makan terlalu banyak saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong.
  9. Lakukan olah raga teratur, tapi jangan menjelang tidur.
  10. Jangan melakukan aktivitas fisik yang berlebihan tiga jam sebelum tidur.
  11. Jika kondisi tubuh terlalu capek usahakan berendam dengan air hangat sebelum tidur.
  12. Kamar tidur harus tenang bebas dari binatang peliharaan serta upayakan kamar agak gelap dan senyaman mungkin.
  13. Taruh jam jauh dari penglihatan.
Dokter Indah Ardani menambahkan anggapan yang keliru tentang tidur juga harus dihilangkan. Beberapa anggapan yang keliru yang harus disingkirkan, yaitu ;
  • Bahwa untuk sehat, tidur harus 8 jam. Bila tidak berarti insomnia
  • Tidak tidur berarti kesehatan terganggu atau banyak tidur berarti lebih sehat.
Ditegaskan, dengan memerhatikan higieni tidur dan menyingkirkan anggapan yang keliru tentang tidur, seseorang bisa mencegah insomnia.
Psikiater yang juga ngantor di RSUP Sanglah ini, menegaskan insomnia harus dicegah sedini mungkin karena penderita insomnia bisa mengalami penurunan kualitas hidup dan memangaruhi segala aspek kehidupannya.
Sumber ; BP - Senin, 16 Januari 2012
Penyebab Sakit Asma Dan Pencegahannya

Penyebab Sakit Asma Dan Pencegahannya

Penyakit asma merupakan penyakit yang bisa menyerang kapan saja dimana saja bahkan bisa menyerang secara tiba-tiba dan berulang. Faktor penyebab asma secara pasti belum diketahui. Namun perlu diketahui faktor-faktor pencetus asma tersebut sehingga potensi terserang asma dapat diminimalisir.

Penyakit Asma (Asthma) merupakan suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran napas yang akhirnya seseorang mengalami sesak napas. Menurut Profesor Dr. dr. Ida Bagus Ngurah Rai, Sp. P (K) penyakit asma merupakan penyakit paru-paru yang bisa menyerang semua umur. Penyakit ini ditandai oleh adanya serangan penyempitan jalan napas. Gejalanya ditandai penyempitan jalan napas kemudian timbul sesak napas secara tiba-tiba kemudian napas berbunyi (wheezing).
Serangan asma sifatnya episodic (atau berulang-ulang) dan menyerang secara tiba-tiba. Gejala-gejala yang dapat tejadi saat asma mulai menyerang yakni :
  • Sesak napas akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale). Bahkan, serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernapasan.
  • Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
  • Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
Pada penderita asma karena saluran napasnya sangat peka (hipersensitif) terhadap adanya partikel udara ini, sebelum sempat partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, maka jalan napas (bronkus) memberi reaksi yang sangat berlebihan (hiperreaktif), maka terjadilah keadaan dimana :
  • Otot polos yang menghubungkan cincin tulang rawan akan berkontraksi/memendek/mengkerut. 
  • Produksi kelenjar lendir yang berlebihan.
  • Bila ada infeksi, misal batuk pilek (biasanya selalu demikian) akan terjadi reaksi sembab/pembengkakan dalam saluran napas.
Hasil akhir dari semua itu adalah penyempitan rongga saluran napas. Akibatnya menjadi sesak napas, batuk keras bila paru mulai berusaha untuk membersihkan diri, keluar dahak yang kental bersama batuk, terdengar suara napas berbunyi yang timbul apabila udara dipaksakan melalui saluran napas yang sempit. Suara napas tersebut dapat sampai terdengar keras terutama saat mengeluarkan napas.
Serangan penyakit asma pada pasien, lanjut Prof. Ida Bagus Ngurah Rai, bervariasi mulai dari sedang hingga berat bahkan ada penyakit asma yang sampai mengancam jiwa pasien. Pada serangan asma yang ringan, pasien mengalami batuk-batuk di malam hari atau menjelang pagi. Serangan asma ringan ini dapat berlangsung dari beberapa jam sampai berhari-hari dan akhirnya dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Untuk serangan asma yang berat, gejala dapat berupa napas sangat sesak, otot-otot daerah dada berkontraksi sehingga sela-sela iganya menjadi cekung, berkeringat banyak seperti orang yang bekerja keras, kesulitan berbicara karena tenaga hanya untuk berusaha bernapas, posisi duduk lebih melegakan napas daripada tidur meskipun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang serius.
Selain itu, imbuhnya, pasein akan mengalami kelelahan yang begitu hebat, mengalami penurunan kesadaran bahkan efek dari serangan asma tersebut bisa mengancam jiwa penderita. “Jika sudah sampai pada tahap itu penderita harus segera dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ruang intensif ICU. Kemudian pasien harus diberi alat bantuan pernapasan,” katanya.
Ahli penyakit paru di RSUP Sanglah ini menerangkan, pengidap asma sangat peka terhadap berbagai rangsangan karena perlu diketahui beberapa hal yang dapat memicu munculnya asma. Menurut Prof. Ida Bagus Ngurah Rai ada beberapa faktor pencetus asma yakni
  • Alergi misalnya alergi debu, makanan, ataupun obat. 
  • Polusi udara misalnya akibat asap rokok, debu, zat kimia.
  • Perubahan cuaca ekstrem. Pasien sesak napas sangat peka dengan perubahan cuaca.
  • Bulu-bulu dari hewan seperti kucing, anjing atau tikus. Jika bulu-bulu dari hewan tersebut beterbangan. dibawa angin dan udaranya dihirup penderita asma, hal itu dapat menimbulkan alergi dan memicu sesak napas
  • Tekanan jiwa atau keletihan psikologi. Karenanya penderita asma disarankan jangan sampai mengalami tekanan jiwa atau keletihan psikologis. 
  • Bau/aroma menyengat misalnya parfum.Keletihan fisik akibat terlalu banyak bekerja atau akibat kegiatan olahraga yang berlebihan.
Prof. Ida Bagus Ngurah Rai menegaskan pasien asma sangat penting mengetahui faktor-faktor pencetus tersebut agar dapat menghidarinya dan dapat mengambil langkah penanganan yang tepat. “Pasien haruslah mendapat informasi yang benar paham dengan faktor pencetus itu apakah melalui membaca ataupun konsultasi langsung ke dokter,” tandasnya.
Sumber ; BP- Senin, 11 Januari 2012

3/16/2012

Mengetahui serangan jantung dan cara pencegahannya

Mengetahui serangan jantung dan cara pencegahannya

Serangan jantung dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun serangan jantung cenderung muncul di bawah pukul 12.00 siang yakni mulai pukul 04.00 hingga 10.00 pagi. Pada durasi waktu itu ditandai dengan peningkatan hormon adrenalin. Seseorang yang terkena serangan jantung dapat dikenali dengan munculnya gejala nyeri dada hebat hingga seperti tertindih benda berat, kesemutan yang menjalar hingga ke lengan kiri, dagu, dan punggung kiri, berkeringat dingin, serta gejala-gejala penyerta seperti mual, muntah, dan rasa tidak nyaman pada perut atas. Jika tanda-tanda itu terjadi, ada indikasi kuat muncul gejala-gejala serangan jantung. Idealnya, sesegera mungkin meminta bantuan tim medis atau meminta pertolongan orang lain. Pada momen ini, setiap menitnya menjadi sangat berharga untuk keselamatan diri anda.

Serangan jantung sangat fatal akibatnya, bahkan penyakit ini tidak sedikit mengantarkan manusia ke liang kubur. Meski demikian kenyataannya, hal tersebut tidak perlu membuat masyarakat khawatir berlebihan. Penyakit ini sebetulnya bisa dicegah. Walaupun terdapat beberapa faktor yang tidak dapat diubah seperti faktor usia, riwayat keluarga, dan jenis kelamin, ada beberapa hal yang wajib Anda lakukan untuk menghindari terkena penyakit jantung.

Pertama, jangan merokok atau menggunakan tembakau. Penggunaan tembakau dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan karbon monoksida yang didapat dari merokok baik merokok aktif atau hanya menghirup asap rokok (perokok pasif) dapat mengganti kandungan oksigen dalam darah sehingga jantung bekerja lebih keras untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen.

Kedua, upayakan sisihkan waktu berolahraga selama 30 menit setiap hari. Jika Anda tidak sempat berolahraga Anda dapat menyisipkan kegiatan fisik pada rutinitas Anda, seperti membersihkan rumah, memilih menggunakan tangga daripada elevator, memarkir kendaraan lebih jauh dan tidak langsung di tempat tujuan. Selain itu, upayakan lebih banyak berjalan karena berjalan selama minimal 30 menit sama efektifnya dengan berolahraga selama 10 menit.
Ketiga, atur pola makan Anda. Kurangi makan makanan yang mengandung banyak lemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh seperti daging merah, makanan berminyak, makanan cepat saji, makanan dalam kemasan, dan makanan yang banyak mengandung mentega. Hindari mengonsumsi alkohol, karena pada beberapa penelitian menunjukkan paparan alkohol dengan kuantitas yang banyak dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Makanlah makanan yang murah dan sehat seperti sayuran dan buah-buahan, serta makanan yang banyak mengandung omega-3 yang terkandung pada beberapa jenis ikan seperti ikan salmon.

Keempat, upayakan jaga berat badan ideal. Berat badan yang berlebih meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan berujung pada gangguan jantung. Berat badan yang ideal dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan BMI (Body Mass Index), di mana BMI agar tidak melebihi 30 kg/m2.

Kelima, lakukan pemeriksaan kesehatan yang teratur, karena tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dapat menyebabkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Tanpa pemeriksaan kesehatan, Anda tidak dapat mengetahui jika Anda mengalami masalah tersebut. Melalui pemeriksaan secara rutin seperti mengukur tekanan darah dan mengukur kadar kolesterol, Anda dapat mengetahui secara pasti kondisi terkini dari tubuh anda.

Sumber; BP- 26 Januari 2012, Oleh dr. Agung Pradnyana Suwirya, S.Ked.

3/13/2012

Cerita Si Ayam

Cerita Si Ayam

Cerita ini tentang sebuah peternakan ayam. Di sana ada 25 ayam betina dan 1 ayam jago yang umurnya sudah tua sekali. Karena merasa bahwa ayam jago yang sudah tua tadi sudah melewati masa suburnya, si pemilik peternakan memutuskan untuk membeli 1 ayam jago lagi yang masih muda. Tentu saja hal ini membuat si ayam jago tua menjadi cemburu dan merasa tersaingi. Lalu terjadi percakapan seperti ini:
Si Tua: “Eh, kamu jangan serakah ya. Ayam betinanya kan ada 25.. Kamu boleh ambil yang 15 sedang aku yang 10 ekor.”
Si Muda: “Tidak bisa. Kamu kan sudah tua dan loyo. Pokoknya semua buat aku aja.”
Si tua: “Kalau begitu mendingan kita lomba saja. Siapa yang menang boleh ambil semua ayam betina yang ada di peternakan ayam ini. Yang kalah tidak mendapat satu ekor pun.”
Si Muda: “Boleh saja! Mau lomba apa?”
Si Tua: “Lomba lari.”
Si Muda: “Ok.”
Si Tua: “Lombanya 400 meter. Tapi karena aku sudah tua, aku minta untuk lari dulu di depanmu 50 meter.”
Si Muda: “Boleh.” (dengan penuh keyakinan).
Kemudian lomba lari dimulai. Ayam jago tua lari dulu 50 meter baru kemudian ayam jago yang muda lari menyusul dengan kecepatan dua kali lipat. Eh, baru kurang 1 meter menyusul, si ayam jago muda ditembak langsung oleh pemilik peternakan. Apa yang dikatakan pemilik peternakan tersebut?
Pemilik: “Kurang ajar. Ini ayam jago homo kesepuluh yang aku beli bulan ini. Sukanya kejar-kejar si jago tua saja.”
Cara Jitu Mengatasi Asma

Cara Jitu Mengatasi Asma

ASMA merupakan suatu penyakit saluran napas kronis yang berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Salah satu permasalahan yang dialami oleh penderita asma adalah angka kekambuhan yang tinggi.
Penyakit ini dikatakan sebagai penyebab utama atas ketidakhadiran di tempat kerja dan di sekolah. Selain mengganggu kualitas hidup, asma juga tidak dapat disembuhkan, bahkan dapat menimbulkan kematian. Namun bila penyakit ini dikendalikan, kematian dapat dicegah dan gejalanya pun tidak sering muncul. Untuk mengetahui bagaimana cara mengontrol penyakit asma, penderita perlu mengenal asma terlebih dahulu.
Asma adalah penyakit peradangan saluran napas kronik yang menyebabkan peningkatan kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Kepekaan ini akan menyebabkan munculnya serangan berulang seperti sesak napas, bunyi mengi (ngik-ngik), rasa tidak enak di dada dan batuk terutama pada malam hari atau menjelang pagi. Serangan ini seringkali bersifat sementara, menghilang dengan atau tanpa pengobatan.

Dalam buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma di Indonesia yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun 2004, menyebutkan untuk mewujudkan tujuan tersebut, dokter maupun penderita asma dianjurkan untuk mempelajari, memahami, dan mengerjakan apa yang disebut "tujuh jurus ampuh untuk mengatasi penyakit asma".
Pertama, penyuluhan (edukasi) mengenai penyakit asma pada penderita asma dan keluarganya. Pepatah mengatakan, "tak kenal maka tak sayang". Ibarat sepasang muda-mudi yang baru pertama berjumpa, tak kan mau menyayangi dan mengorbankan diri, sebelum mengenal lebih jauh pasangannya. Demikian pula dengan penderita asma. Pengenalan tentang seluk beluk asma, bagaimana pengobatan serta pencegahan yang benar, akan membuat penderita dan keluarganya mengerti sehingga termotivasi untuk berusaha kuat mengatasi penyakitnya.

Kedua, menilai dan memonitor keberatan serangan asma. Penderita yang sedang mengalami serangan asma, dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu penderita dengan serangan asma ringan, serangan sedang dan serangan berat. Salah satu tanda untuk melihat pembagian berat ringannya serangan adalah dengan melihat cara berbicara. Bila ketika berbicara penderita masih dapat menyelesaikan beberapa kalimat, klasifikasi yang diberikan adalah serangan asma ringan. Saat penderita berbicara dengan suara terputus-putus, maka penderita digolongkan dalam serangan asma sedang. Tetapi jika penderita sudah mengalami kesulitan/tidak dapat bicara karena sesak, maka penderita masuk dalam kelompok serangan asma berat. Penderita yang mengalami serangan ringan dapat diobati sendiri di rumah. Namun penderita yang mendapatkan serangan sedang dan berat harus ditangani di rumah sakit.

Ketiga, mengenali dan menghindari faktor-faktor pencetus asma (allergen). Faktor-faktor pencetus ini dapat berbeda antara penderita yang satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang sering dikatakan sebagai pemicu di antaranya adalah faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca, polusi udara, kegiatan jasmani, dan obat-obatan. Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetus tersebut. Penderita yang "cuek" tak pernah menghindari faktor pemicu akan sulit memperoleh kemajuan dalam pengobatan.

Keempat, mengatasi serangan asma dengan tepat. Rencana penanganan terutama diperlukan ketika serangan asma kambuh, dan penderita membutuhkan pertolongan secepatnya. Penanganan dengan cepat dan tepat dapat dilakukan bila penderita dan keluarganya membuat rencana emergensi secara tertulis bersama dokter, dan mengetahui kapan penyakit asmanya mulai tidak terkendali. Tidak terkendalinya asma mulai tampak manakala penderita dan keluarganya menemukan keadaan-keadaan sebagai berikut : gejala asma semakin bertambah, pemakaian obat pelega (bronkodilator) kian sering, gejala asmanya tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan obat pelega. Bila keadaan-keadaan tersebut muncul, tindakan harus segera diambil agar penyakit kembali terkendali.
Obat 
Untuk memudahkan penanganan, ada baiknya penderita mengetahui obat-obat asma, baik kegunaan maupun efek sampingnya. Terdapat dua jenis obat asma yaitu, obat pelega (reliver) dan obat pencegahan jangka lama (preventer/controller). Jika terjadi serangan akut, dianjurkan memakai obat pelega (B2 agonis kerja singkat baik dalam bentuk hirup atau pil) setiap 20 menit atau 3 kali dalam satu jam. Jika penderita memberikan respons baik, lanjutkan pengobatan setiap 3 jam selama 1-2 hari. Namun jika penderita memberikan respons yang buruk terhadap pengobatan, segera hubungi dokter atau ke rumah sakit.

Kelima, rencana pengobatan jangka panjang untuk mencegah kekambuhan asma. Pengobatan tidak hanya dilakukan ketika serangan asma sedang berlangsung, tetapi juga saat tidak dalam serangan. Pengelolaan asma saat tidak dalam serangan dilakukan melalui pengobatan pencegahan dan latihan olah raga terpimpin. Penderita asma dengan tipe intermiten (sangat ringan) yang kekambuhannya dalam 1 minggu kurang dari 1 kali, tidak memerlukan pengobatan pencegahan. Namun, penderita asma dengan tipe persisten ringan ( gejala> 1x/minggu), persisten sedang (gejala setiap hari, kadang mengganggu tidur) dan persisten berat (gejala terus menerus, mengganggu tidur, membatasi aktivitas) harus mendapatkan terapi pencegahan secara bertahap disesuaikan dengan klasifikasinya.

Keenam, memantau dan mengikuti perkembangan penyakit penderita asma secara berkala. Hingga kini penyakit asma belum dapat disembuhkan, dan gejala asmanya sering bervariasi. Karena itu pengobatan harus dilakukan seumur hidup dan dimonitor serta diiikuti perkembangannya terus menerus. Hal ini diperlukan untuk melihat cocok tidaknya obat yang diberikan dalam mengendalikan asma. Dokter akan mengevaluasi apakah obat perlu ditambah, dikurangi atau dihentikan.

Ketujuh, pola hidup sehat dan peningkatan kebugaran jasmani dengan olah raga atau latihan jasmani terpimpin. Penderita asma sering mengalami sesak sehingga sebagian otot-otot pernapasan kerap digunakan, sementara sebagian otot yang lain tidak. Otot-otot pernapasan yang banyak digunakan akan membesar dan yang jarang digunakan akan melemah. Akibatnya, efisiensi dan koordinasi pernapasan menjadi kurang baik, fungsi paru serta pertahanan paru pun menurun. Selain itu penderita asma juga terkadang mengalami keterbatasan fisik atau membatasi pekerjaan fisik karena takut sesak, sehingga kebugaran jasmaninya berkurang. Dengan melakukan latihan jasmani secara teratur yang terpimpin, otot pernapasan akan kembali berfungsi normal, kenaikan kapasitas vital paru meningkat dan kebugaran jasmani pun menjadi lebih baik.
Penderita asma dianjurkan agar proaktif dan semangat dalam mengatasi penyakitnya, serta tetap bekerja sama dengan dokter agar tujuan pengobatan asma dapat terwujud. Satu hal yang perlu diingat oleh penderita asma demi tercapainya tujuan tersebut, jangan biarkan asma mengendalikan Anda, tetapi Anda yang harus mengendalikan asma.

Sumber : Bali Post, Senin, 15 Januari 2012. dr. Ni Luh Putu Eka Arisanti